BANGKAPOS.COM, BANGKA - Dalam rangka mendukung pengembangan pangan lokal di Kabupaten Bangka, Dinas Pangan Kabupaten Bangka mendokumentasikan proses pembuatan nasi goreng pisang, di kediaman Hj Suryani, Ketua KWT Maju Kemuja, di Kecamatan Mendo Barat, Kamis (29/3/2018),
Produksi nasi goreng Hj Suryani sudah terkenal, termasuk olahan beras aruknya. Kali ini ia bersama anggotanya Kelompok Wanita Tani (KWT) Maju Kemuja melakukan inovasi pengembangan pangan lokal, yakni nasi goreng berbahan dasar pisang, yang diproses menyerupai butiran nasi atau lebih dikenal dengan sebutan nasi goreng pisang.
Menurut Hj Suryani, biasanya masyarakat membuat nasi goreng berbahan dasar nasi, namun kali ini bahan baku nasi bisa diganti dengan pisang, yang memiliki nilai gizi cukup tinggi.
"Proses pembuatan nasi goreng pisang ini sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh ibu rumah tangga," ujarnya, seperti dikutip dari rilis Dinas Pangan Kabupaten Banga yang diterima Bangkapos.com, Jumat (30/3/2016)
Dokumentasi pembuatan nasi goreng pisang ini dimulai dari proses awal sampai dengan penyajian, yang dikerjakan para ibu KWT Maju Kemuja.
Jenis pisang untuk membuat nasi ini paling baik adalah pisang kepok yang sudah tua. Buah mentah direbus sampai matang.
Pisang yang telah direbus tersebut dikupas, selanjutnya direjang atau disagak. Kemudian tumis bumbu bawang merah, bawang putih, cabe dan garam.
Setelah harum masukan pisang yang sudah direjang tersebut, lalu disangrai hingga matang dan kemudian siap disajikan.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pangan Ir. Rusmansyah berharap, pangan lokal di Kabupaten Bangka seperti beras aruk dan nasi goreng pisang ini bisa lebih dikenal oleh mayarakat Bangka pada khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya, seperti pangan lokal yang terkenal dari daerah lainnya.